Mengenal Alquran Pojok
Alquran pojok adalah sebutan untuk mushaf Alquran yang setiap halamannya diakhiri dengan penghabisan ayat. Istilah pojok yang dimaksud menggambarkan penulisan pada tiap pojok halamannya selalu menampilkan ayat secara utuh, tidak terpotong ke halaman berikutnya.
Alquran pojok atau sering disebut juga Alquran sudut merupakan Alqur’an standar yang dicetak dengan Rosm Ustmani (mengikuti model penulisan Khalifah Ustman RA). Penggunaan Mushaf Alquran pojok ini terkait erat dengan para penghafal Al-Qur’an. Sebab, dengan setiap halaman yang diakhiri dengan akhir ayat, sangat memudahkan para penghafal dalam mempelajari tahap-tahap hafalan.
Pada mulanya, mushaf jenis ini berasal dari Turki pada abad ke-16. Di Turki, Alquran ini disebut ayet ber-kenar yang dicetak Matba’ah Usman Bik. Sedang di Indonesia, Alquran pojok pertama kali diterbitkan oleh PT Menara Qudus. Menurut informasi, Penerbit Menara Kudus memperoleh “Qur’an Pojok” yang dicetaknya itu dari Kiai Arwani Amin, pengasuh Pesantren Yanbu’ul Qur’an, pesantren khusus menghafal Qur’an yang terkenal di Kudus. Pesantren ini memiliki ribuan santri.
Penerbit Menara Kudus tidak mencantumkan nama penulis “Qur’an Pojok”yang dicetaknya. Namun, dari perbandingan tulisan, dapat diketahui secara pasti bahwa Qur’an tersebut adalah reproduksi (copy ulang) sebuah Qur’an yang diterbitkan oleh Percetakan Usman Bik, Turki. Di bagian belakang mushaf terdapat kolofon bahwa mushaf ini ditulis oleh Mustafa Nazif, dan telah ditashih oleh Hai’ah Tadqiq al-Masahif asy-Syarifah pemerintah Turki di Percetakan Usman Bik, Jumada al-Ula 1370 H (Februari-Maret 1951).
Menjadwal khataman Alquran
Seperti telah disinggung sebelumnya, Alquran pojok terkait erat dengan para penghafal Alquran. Sebab, berbeda produksi mushaf di Indonesia yang didominasi oleh cetak ulang “Qur’an Bombay”, mushaf jenis ini memberi kemudahan dengan kalkulasi target khataman Alquran.
Namun, Alquran pojok tidak hanya memberi kemudahan untuk menghafal Alquran. Alquran pojok juga memudahkan para pembaca Alquran untuk menjadwal khataman Alquran sebagaimana para penghafal Alquran menargetkan hafalannya. Mushaf Alquran pojok memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
a. Satu juz terdiri atas 10 lembar atau 20 halaman (keculai juz 1 dan juz 30).
b. Satu lembar terdiri atas 15 baris.
c. Pada tiap halaman selalu diawali dengan awal ayat
d. Pada tiap halaman selalu diakhiri dengan akhir ayat (ditandai dengan nomor ayat).
Dengan ciri khas Alquran pojok seperti di atas, kita tak perlu membayangkan seberapa lama mengkhatamkan Alquran dengan halaman yang tebal itu. Sebab, dengan Alquran pojok inilah, yang secara khusus, memberi kemudahan melakukan kalkulasi untuk mengkhatamkan Alquran sesuai target yang ingin dijadwalkan.
Alquran terdiri dari 114 surat yang terbagi dalam 30 juz. Bila menggunakan Alquran pojok, setiap juz terdiri atas 10 lembar atau 20 halaman. Maka kita dapat menargetkan khataman Alquran dengan menjadwalkan (minimal) membaca 1 lembar Alquran setiap harinya.
Dalam Alquran pojok setiap halaman (setengah lembar) terdiri dari 15 baris. Bila dihitung durasi, membaca 1 lembar Alquran dalam sekali waktu, kiranya dapat dilakukan kurang dari 7 menit. Hanya sedikit waktu yang dapat kita bagi dengan kesibukan aktifitas lainya.
Meski demikian, pada setiap 10 harinya, kita telah dapat menyelesaikan 1 juz bacaan Alquran. Pun dengan begitu, tak sampai 1 tahun (300 hari), kita dapat membaca Alquran 30 juz penuh atau hingga khatam. Semua bergantung pada keistiqomahan kita dalam membaca dan mengkhatamankan Alquran.
Namun sayangnya, di tengah padatnya kesibukan kita dengan aktifias sehari-hari, menjadikan kita tak sempat membaca Alquran. Bahkan walau hanya sekali dalam sehari. Sehingga banyak diantara kita hanya merasa cukup membaca Alquran hanya ketika dalam sholat dan bacaan Alquran yang dibaca pun hanya mengulang beberapa surat Alquran yang sama. Walhasil, berapa banyak khataman Alquran yang pernah kita lakukan tak sepanjang hidup yang kita lalui. Sadarkah kita?